Kelompok Informasi Masyarakat, Peranannya dalam Membangun Ekonomi Masyarakat Papua yang Berkelanjutan

Pasar tradisional merupakan salah satu dari berbagai sistem yang menjadi tempat terjadinya pertukaran barang dan alat pembayaran yang sah. Kegiatan ini sudah dan sedang berlangsung hingga saat ini. Pasar tradisional ini menjadi sumber pertumbuhan perekonomian yang penting bagi masyarakat lokal di Papua. Karena di sanalah mereka menjual berbagai macam produk, baik pangan maupun hasil kerajinan tangan asli Papua.

Seiring dengan berkembangnya suatu wilayah, maka tidak dipungkiri bahwa daya saing perekonomian masyarakat lokal pun semakin bertambah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti masuknya pelaku-pelaku ekonomi dari luar Papua dan perubahan sistem pasar yang menjadi lebih kekinian yang memanfaatkan media informasi sebagai tempat berdagang.

Sistem pasar yang kekinian ini kemudian dimanfaatkan pelaku pasar untuk meningkatkan daya jual mereka. Namun, tidak bagi masyarakat lokal yang masih terbatas informasi sehingga sistem ini belum dapat diaplikasikan secara maksimal. Oleh karenanya, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi persoalan ini yaitu dengan memaksimalkan dan mengembangkan program pemerintah yang telah ada. Salah satu program dari DISKOMINFO yang dapat dilakukan oleh masyarakat lokal yaitu melalui program Kelompok Informasi Masyarakat (KIM).

Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 8 Tahun 2010 adalah Kelompok yang dibentuk oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk masyarakat yang secara mandiri dan kreatif mengelola informasi untuk pemberdayaan masyarakat (punya nilai tambah).

Pemanfaatan KIM ini pun tidak dibatasi pada kelompok tertentu. Sehingga program KIM kemudian dapat menjadi salah satu wadah yang secara dinamis dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk meningkatkan daya saing ekonomi. Menjual sayuran online, ubi jalar online, pinang online, ikan oci online, kesemuanya ini kemudian dapat menjadi style baru masyarakat lokal dalam berdagang.

Aktivitas jual online

Salah satu contoh yang telah dilakukan yaitu komunitas jual sayur online. Kegiatan ini telah dijalankan sejak pertengahan April di masa pandemi covid 19 di Teluk Bintuni. Salah seorang anggota komunitas, Anes Akwan, mengatakan bahwa dengan adanya komunitas ini kebutuhan ibu-ibu rumah tangga dapat terlayani, tetapi juga mama-mama dan petani lokal dapat menjual habis jualan mereka.” Sumber: https://papuadalamberita.com/pasar-mama-mama-papua-teluk-bintuni-yang-dijual-secara-online/”

Namun kegiatan ini kemudian dilakukan seakan-akan karena hanya terdesak oleh keadaan pandemi covid 19. Sehingga harapannya kedepan, kegiatan serupa yang dapat dilakukan melalui KIM, tidak hanya dalam bentuk pagan tetapi lebih luas lagi ke berbagai sektor lainnya. Karena dengan memanfaatkan program yang telah dirancang oleh pemerintah, khususnya DISKOMINFO, manfaatnya akan lebih berdampak langsung ke masyarakat lokal itu sendiri (tanpa melalui tengkulak).

Pantai Rowor, Teluk Wondama

Dengan program ini masyarakat mendapat dampak langsung peningkatan taraf ekonomi dan secara tidak langsung membuat masyarakat lokal (seperti mama-mama papua) terampil melakukan sesuatu dalam bentuk online termasuk berjualan. Kemahiran masyarakat lokal menggunakan media informasi ini, juga kemudian dapat menjadi langkah awal mempromosikan spot-spot wisata baru. Tidak memerlukan ekspedisi tertentu untuk mengeksplor spot tersebut. Tetapi, masyarakat setempat sendiri yang mengambil gambar, membagikan dan tidak disadari telah mempromosikannya ke khalayak umum. Hal ini secara tidak langsung mendatangkan berbagai kegiatan ekonomi di daerah tersebut.

 Program (KIM) atau kegiatan oleh LSM maupun komunitas tertentu, kesemuanya adalah baik dalam memberikan nilai tambah bagi masyarakat lokal. Oleh karena itu, besar harapan bahwa semua kegiatan yang telah, sedang dan akan dilakukan di masyarakat lokal hendaknya berkelanjutan. Ini merupakan salah satu pencerminan dari Papua Barat sebagai Provinsi Berkelanjutan. (Chr).